loader

Please Wait ...

Elva Nurrul Prastiwi
| Minggu, 06 Des 2020

Akses Transportasi Orchid Forest Cikole Perlu Mendapat Perhatian

Putra Nababan menilai akses transportasi di Orchid Forest Cikole, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, perlu mendapat perhatian yang serius.
Akses Transportasi Orchid Forest Cikole Perlu Mendapat Perhatian Anggota Komisi X DPR RI Putra Nababan di sela-sela mengikuti Kunjungan Kerja Spesifik Komisi X DPR RI ke Orchid Forest Cikole, Lembang, KBB, Jabar, Jumat (4/12/2020). Foto : Dipa/Man

Anggota Komisi X DPR RI Putra Nababan menilai akses transportasi di Orchid Forest Cikole, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, perlu mendapat perhatian yang serius. Menurutnya, perlu adanya sinergi yang kuat antara pemerintah pusat dan daerah dalam meningkatkan akses di Orchid Forest Cikole, sehingga memudahkan masyarakat untuk menuju ke kawasan yang memiliki berbagai spot wisata itu.

“Kita harapkan adanya sinergi yang kuat antara pemerintah pusat dan daerah, apalagi di tengah pandemi saat ini. Gotong rotong dan bahu-membahu perlu dilakukan. Seperti di objek wisata Orchid Forest ini, tentunya akses transportasi ke sini juga harus diperhatikan,” kata Putra di sela-sela mengikuti Kunjungan Kerja Spesifik Komisi X DPR RI ke Orchid Forest Cikole, Lembang, KBB, Jabar, Jumat (4/12/2020).

Di sisi lain, politisi Fraksi PDI-Perjuangan ini melihat tempat wisata di Lembang ini sudah menerapkan protokol kesehatan yang baik dan disiplin. Ia berharap hal ini terus dijaga oleh penyelenggara tempat wisata, demi kebaikan pengunjung yang datang.

“Ketika saya baru sampai, protokol kesehatan sudah diterapkan dengan tertib. Seperti pengecekan suhu tubuh, dan pastinya kewajiban memakai masker, serta menjaga jarak. Di sepanjang jalanpun, pengunjung juga diingatkan pada peringatan-peringatan berupa plang-plang di sepanjang jalan Orchid Forest Cikole ini,” tutur legislator dapil DKI Jakarta I itu.

 

Putra menambahkan, dalam kunjungan kali ini, ada nuansa berbeda yang ia rasakan. Di mana kegiatan pertemuan tersebut diselenggarakan di ruang terbuka. Adanya pandemi ini, protokol kesehatan berbasis CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment) wajib diterapkan di zona wisata. Menurut Putra, kegiatan di ruang terbuka juga sebagai ajang untuk berjemur atau “moyan” dalam Bahasa Sunda, guna mendapatkan sinar matahari secara langsung. Langkah ini bisa menjadi teladan ke depannya untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19.

“Dalam ruang tertutup yang begitu rapat dan tanpa aliran udara yang kuat, dikhawatirkan akan lebih berbahaya untuk waktu singkat. Saya pribadi khawatir akan kesehatan tersebut. Maka dari itu, pertemuan terbuka ini bisa menjadi contoh ke depannya, bagi sebagian lembaga atau instansi yang ingin melakukan pertemuan saat dinas keluar kota,” tutup Putra. (dip/sf)

QUOTE
quote
quote
quote
quote
quote