loader

Please Wait ...

Elva Nurrul Prastiwi
| Jumat, 30 Okt 2020

Mega Ingin Generasi Muda Beradab, Tak Bakar Fasilitas Umum

Anak muda Indonesia harus menjadi generasi beradab dengan mengedepankan kebudayaan Indonesia dan menghindari tindakan anarkis seperti membakar halte transjakarta dan merusak fasilitas umum dalam aksi demonstrasi.
Mega Ingin Generasi Muda Beradab, Tak Bakar Fasilitas Umum Anggota DPR RI Komisi X dari Fraksi PDI Perjuangan, Putra Nababan. (Sumber: Istimewa)

Jakarta, Gesuri.id - Anak muda Indonesia harus menjadi generasi beradab dengan mengedepankan kebudayaan Indonesia dan menghindari tindakan anarkis seperti membakar halte transjakarta dan merusak fasilitas umum dalam aksi demonstrasi. Peringatan untuk anak muda yang disampaikan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di hari Sumpah Pemuda itu, menurut Anggota DPR RI Komisi X Putra Nababan sangat relevan dan menjadi masukan bagi pemerintahan Presiden Joko Widodo. 

Dalam konteksi ini, menurut Putra yang juga anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Megawati juga mengingatkan kepada pihak-pihak yang ingin mendongkel Presiden Jokowi dan sudah tidak sabar ingin menjadi presiden diminta untuk menunggu hingga Pemilu 2024.

"Ibu Mega mengatakan, kita tanding lagi di Pemilu berikutnya ya. Mereka yang mau jadi presiden jangan menyebarkan kebencian di tengah masyarakat hanya untuk mengembangkan ego dirinya," kata Putra dalam Kabar Petang tvOne bertemakan: Mega Pertanyakan Sumbangan Milenial, Kamis (29/10).

Seperti diberitakan, dalam pidato peresmian sejumlah kantor DPC dan DPD PDI Perjuangan di hari Sumpah Pemuda, Megawati Soekarnoputri meminta agar Presiden Jokowi tidak memanjakan generasi muda kita.

‘’Kita jangan kuper, buka diri kepada dunia. Anak muda kita aduh... saya bilang sama Presiden, jangan dimanja. Dibilang generasi kita adalah generasi milenial... saya mau tanya, hari ini apa sumbangsihnya generasi milenial yang sudah tahu teknologi yang bisa viral tanpa harus bertatap langsung? Apa sumbangsih kalian kepada bangsa dan negara ini? Masak hanya demo saja. Nanti saya dibully, saya tidak peduli,’’ kata Megawati.

Di bagian lain, Presiden RI ke-5 ini juga menyayangkan fasilitas umum yang dibangun dari uang rakyat dibakar oleh mereka yang melakukan demonstrasi. Ia mengingatkan, uang yang digunakan untuk membangun sebuah halte adalah tiga milar rupiah. 

Untuk membentuk sikap mental generasi muda ini, menurut Putra Nababan, Megawati meminta Presidan untuk tidak memanjakan, tapi menempa mereka dan menumbuhkan elan perjuangan.

‘’Seperti ketika Ibu Megawati menempa Pak Jokowi sejak sebelum menjadi Walikota Solo dan sekarang sudah menjadi Presiden yang dicintai rakyat. Seperti ketika Ibu Mega menempa kader-kader muda partai yang dipercaya menjadi kepala daerah di berbagai kotamadya dan kabupaten. Itulah esensi dari statemen ibu Megawati,’’ kata anggota Komisi X DPR RI ini.

Sejak 2014, Presiden sudah memberikan berbagai program kepada generasi muda seperti membantu membangun usaha rintisan atau starup, memberikan bantuan dalam bentuk pelatihan dan dana untuk wirausaha. Namun, menurut Putra, ini saja tidak cukup karena sikap mental generasi muda juga harus dibangun.

‘’Untuk itulah Ibu Megawati meminta Presiden untuk menempa dan membentuk generasi muda yang beradab dan punya elan juang serta kecintaan terhadap NKRI,’’ kata Putra. 

Menurut Putra yang pernah menjadi pemimpin redaksi televisi berita ini, Megawati konsisten memberikan panutan agar warga Indonesia tidak kehilangan keberadabannya.

‘’Pertama kali saya mewawancarai beliau sebagai wartawan ketika saya  berusia 20 tahun. Saya pernah juga milenial. Dan saya menyaksikan Ibu Megawati konsisten memberikan teladan untuk menjaga dan merawat keberadaban rakyat Indonesia. Contoh yang paling jelas adalah ketika kantor PDI di Jalan Diponegoro diserang, dihancurkan dan banyak anggota PDI yang luka bahkan meninggal. Apakah ada instruksi membalas serangan itu? Membakar halte bus dan merusak fasilitas umum? TIdak! Tapi sebaliknya, ibu Megawati menunjukkan supremasi hukum sebagai bangsa yang beradab yakni dengan mengajukan gugatan ke pengadilan. Menempuh jalur hukum,’’ kata Putra. 

Pernyataan Megawati terkait generasi muda ini, menurut Putra tidak bisa diberikan konteks PDI Perjuangan lupa dengan kontribusi anak muda dalam menjatuhkan rezim otoriter Orde Baru.

‘’Sebelum reformasi terjadi, kita bersama-sama rakyat telah melakukan perlawanan kepada rezim otoriter Orde Baru. Tahun 1998 kita bersama-sama generasi muda membuka era baru yakni reformasi dan dalam Pemilu 1999 PDI Perjuangan dipercaya oleh rakyat Indonesia sebagai pemenang pemilu. Mana bisa catatan itu dihapus dalam lembar sejarah,’’ katanya.

Sumber: Gesuri.id

QUOTE
quote
quote
quote
quote
quote